Wednesday, July 8, 2015

15 Tips Mengatasi Kecanduan Smartphone (Nomophobia)

---------------------------------
Note: Buat kamu yang mau baca versi PDF dari tips ini download di :  https://goo.gl/tQbH8Z
 --------------------------------

Download 5 stock photos tagged smartphone for FREE here : https://goo.gl/photos/TYpHDwhV4Hd86mxv5



Saya perhatikan, banyak sekali di antara teman-teman saya yang mengidap phobia ini. Kekhawatiran yang berlebihan saat tidak menggunakan mobile phone. Daniel Wong mengakronimkan nomophobia sebagai no-mobile-phone-phobia (Wong, 2015). Dalam hal ini secara spesifik untuk jenis smartphone. Lebih jauh, kekhawatiran ini berlanjut bukan hanya berkaitan dengan smartphone secara fisik, melainkan juga secara koneksi data. Memiliki smartphone yang tidak bisa terkoneksi data jauh lebih menakutkan daripada memiliki smartphone tanpa pulsa.

Tidak bisa dipungkiri, mereka yang mengidap nomophobia ini memang kadung larut dalam kemudahan akses via smartphone mereka. Banyak sekali yang bisa mereka lakukan dengan smartphone yang terhubung dengan koneksi data. Mulai dari sekadar chatting, membaca atau mengirim email, menulis di dinding sosial media, berkicau di Twitter, berbagi momen lewat Instagram atau Path, bermain online game, membayar tagihan, menelepon, bahkan berbelanja. Wow! semuanya memang bisa dilakukan lewat genggaman tangan saja. Kemudahan-kemudahan dalam melakukan banyak hal tersebutlah yang menjadikan seseorang enggan untuk ‘berpisah’ dengan gawai kesayangan mereka. Dan bagi mereka yang sudah mengidap nomophobia, kekhawatiran berada jauh dengan smartphone mereka terus meningkat intensitasnya. Mereka tidak menyadari bahwa kekhawatiran mereka yang berlebihan lambat laun menjadi membahayakan.

Rao dalam Hackett (2015) meringkas apa yang disampaikan oleh Mary Meeker, analis Morgan Stanley, tentang Annual Report on Internet Trends yang menyatakan bahwa 87% anak muda mengakui smartphone mereka tidak pernah jauh dari sisi mereka, sementara 80% dari pengguna smartphone selalu mengecek ponsel mereka dalam rentang 15 menit saat bangun tidur. Generasi muda yang seperti ini biasa disebut sebagai millennials atau Snake People.

Kecanduan smartphone lambat laun akan menjadi masalah besar. Kita akan menjadi pribadi yang individualis, apatis dan  emosional. Bahkan Nadzima (2015) melansir setidaknya ada 8 penyakit fisik yang diakibatkan terlalu seringnya berinteraksi dengan smartphone.

Berikut ini saya sampaikan beberapa tanda jika kita kecanduan smartphone:
  • Sering menggunakan smartphone kita saat sedang makan.
  • Menghabiskan banyak waktu dengan smartphone kita dibanding berinteraksi dengan orang lain secara pribadi.
  • Merasakan keharusan untuk segera merespon setiap pesan atau notifikasi yang masuk.
  • Sering menggunakan smartphone kita ketika sedang melakukan tugas tertentu yang membutuhkan fokus seperti menyelesaikan tugas kantor, menulis laporan, atau bahkan mengemudi.
  • Merasa tidak nyaman saat smartphone kita tidak bersama kita.
  • Beberapa kali kita mengecek smartphone kita di tengah malam.
  • Phantom Cellphone Syndrome. Merasa seolah-olah ponsel di dalam saku bergetar padahal sebenarnya tidak (Adnamazida, 2013).

Nah, apakah kamu termasuk orang yang kecanduan? atau apakah ada orang terdekat kamu yang mengalaminya?
Daniel Wong melansir sebuah Tes Kecanduan Smartphone Online Gratis yang didesain oleh The Center for Internet and Technology Addiction yang bisa kamu ikuti, tentu saja jika kamu tertarik.

Tak peduli seberapa parahnya kecanduan smartphone yang kita alami, beberapa tips berikut bisa membantu kita mengatasinya. Kalau kamu mengimplementasikan langkah-langkah berikut, saya jamin kamu akan menghilangkan kebiasaan buruk ini.