Self publishing!
Yes, I said self publishing!
Terlalu banyak pertanyaan tentang self publishing. Terlalu banyak apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana. Intinya adalah, we want to publish our writings, we want our works can be read by so many people and we want to get appreciation about what we have done ‘in our head’.
Banyak sekali tujuan yang menjadi dasar mengapa kita ingin menerbitkan tulisan kita dalam bentuk buku. Saya ambil salah satunya, yang memang menjadi tujuan saya selama ini, yaitu memuaskan hasrat bercerita. Hmm, tidak usah mengerutkan kening membacanya, saya akan jelaskan mengapa ini merupakan tujuan yang ‘mulia’ bagi saya.
Begini, kita ini adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup mutlak soliter. Sebelum menjadi makhluk sosial kita memang pribadi yang soliter, kita belajar berinteraksi, belajar berkomunikasi, dan boom!! Kita jadi addicted to be social. Kita jadi bergantung pada orang lain. Sejatinya memang kita pasti akan bergantung pada orang lain sekecil apapun peran mereka.
Saat berada dalam lingkukan sosial inilah, saya merasakan sebuah hasrat yang tidak akan bisa terpenuhi jika saya hidup sendiri. I mentioned it before, yes, bercerita. Buat saya, bercerita menjadi semacam candu yang mampu menghilangkan penat di tempat kerja, stress di sekolah, atau capeknya mengurus rumah tangga.
Sayangnya seringkali kita lupa bahwa tidak semua orang patut mendengar cerita kita, terutama kisah-kisah dalam ranah pribadi. Intrik yang selama ini kita lakukan di kantor, kegelisahan pada kehidupan pribadi atau kebohongan-kebohongan yang tidak boleh terungkap. Maka dengan menulis kita bisa menjembatani kealpaan kita saat berceloteh. Kita tetap bisa mengamuk secara verbal dalam tulisan kita, tanpa menyakiti siapa pun jika kita menuliskannya dalam bentuk ‘semi’ fiktif. Saat tulisan kita menginspirasi banyak orang, bukankah hal tersebut hal yang mulia?
Setelah kita tahu tujuan penting mengapa kita ingin menerbitkan tulisan kita, tentu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya, yang jawabannya hanya ada satu, ya, mengirim ke penerbit tentunya.
Oke, akhirnya kita kembali ke topik utama kita, tentang self publishing. Penerbitan indie. Mengapa harus diterbitkan secara indie? Saya akan beberkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari legacy publishing dan self publishing. Tentu siapa saja boleh menambahkan atau menguranginya.
- Legacy Publishing – atau boleh disebut traditional publishing, memiliki quality control yang baik. Penerbit tahu apa yang dibutuhkan oleh pembacanya. Meskipun tidak selalu, namun kita seringkali mendapatkan buku yang kurang tepat isinya dari para penulis yang menerbitkannya secara indie. Ini tidak mutlak memang, beberapa penerbit besar juga pernah melakukan kesalahan dengan menerbitkan buku yang – maaf – dreck, sampah.
Sementara self publishing tidak memiliki quality control yang baik tapi memiliki creative control yang menyeluruh. Artinya, karena kita menerbitkan buku kita sendiri, secara final kitalah yang menentukan seluruh isi buku kita tanpa diacak-acak oleh orang lain. - Soal polesan. Meskipun kita sudah mereview tulisan kita ratusan kali, tetap akan selalu lebih baik jika ada editor ahli yang mereviewnya. Penerbit besar menyediakan in-house editing dan mereka memperkerjakan editor berpengalaman yang sudah menangani ribuan tulisan. Ini adalah poin besar yang membuat legacy publishing memiliki nama yang cukup harum soal kualitas tulisannya.
Self publishing mengharuskan kita fully DIY (Do It Yourself), melakukan segala sesuatunya sendiri. Kita harus mencari orang untuk cover buku kita agar menarik, kita juga harus mengupahi editor untuk memeriksa tulisan kita. Tapi hal ini bisa diakali jika kita memiliki teman atau saudara yang memiliki kemampuan di bidang ini. Biayanya bisa jauh lebih hemat daripada kita membayar mereka yang sudah profesional. - Pemasarannya. Legacy Publishing memiliki akses yang luar biasa untuk memasarkan buku-buku mereka ke toko buku atau ke reviewers, ditambah sistem pemasaran yang global. Publikasi macam ini akan selalu berhasil membawa perhatian orang terhadap buku yang bagus.
Lantas bagaimana dengan self publishing? Ya kita harus berusaha sendiri. Menjajakan buku-buku kita kepada para pembaca. Kitalah yang menjadi PR spokesperson untuk buku kita sendiri. Tidak ada orang lain, kecuali beberapa teman dan saudara yang dengan senang hati membantu kita tanpa dibayar. Yah, walaupun kemungkinan mereka mau membantu sangat kecil. - Royalti!
Ini bagian menariknya. Legacy publishing cenderung memberi royalti yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan self publishing. Hal ini karena mereka memberikan service untuk tulisan kita. Tidak perlu melakukan banyak hal, maka tulisan kita akan diproses editing sampai distribusi ke toko buku. Jadi wajarlah kalau pihak penerbit meminta ‘sedikit’ bagian untuk service tersebut.
Royalti yang didapat dengan self publishing memang jauh lebih besar, namun ada tanggung jawab yang juga besar. Kita harus cerdas menyiasati pemasaran buku kita agar tidak menjadi sampah di pojok kamar kita.
Tidak seperti penerbit indie lainnya, Rasibook memiliki paket-paket self publishing yang ‘lumayan’ menggiurkan, artinya berbiaya cukup murah dengan pelayanan yang baik. Dari laman resminya, www.rasibook.com, saya lihat ada paket penerbitan yang GRATIS.
Yup! Gratis!
Free self publishing!
Menggiurkan, bukan?
Data terakhir yang saya dapat, akhir Oktober 2014, biaya publishing paling tinggi adalah Rp650.000,-. Paket ini sangat lengkap termasuk editing, layout, cover design dan ISBN. Kita sudah tidak perlu repot-repot mencari tenaga tambahan untuk hal tersebut. Tidak perlu lagi memohon pada teman dan saudara untuk bantu bikin desain sampul buku kita atau mengedit tulisan kita yang jumlah halamannya lebih dari seratus. Seru kan ya...Tentunya ada beberapa paket penerbitan lain yang ditawarkan Rasibook antara rentang Rp0,- sampai Rp650.000,-. Dengan beragamnya pilihan di rentang harga tersebut, saya rasa ini tawaran yang fantastis.
Ada keunggulan lain Rasibook selain harganya yang murah, yaitu kita dibantu dalam hal promosi. Semua buku yang dicetak Rasibook akan dipublikasikan di semua sosial medianya termasuk situs resminya yang cukup informatif. Moreover, semua bukunya juga dijual dalam bentuk digital (ebook) yang dipasarkan di toko ebook terkemuka di appstore, google play,windowstore, dan lain sebagainya. Artinya dengan pelayanan tersebut akan sangat membantu kita dalam hal pemasaran buku yang kita terbitkan.
Menurut saya pribadi, sebagai penulis pemula kita bisa ambil paket paling hemat, gratis. Ini super hemat! Dengan segala keterbatasan layanan yang diberikan, ini bisa menjadi batu loncatan kita untuk menjadi penulis yang semakin bagus secara kualitas. Setelah kita mendapati bahwa tulisan kita diterima pasar dengan baik, kita bisa ke tahap selanjutnya yaitu memilih paket penerbitan yang lebih lengkap.
Jika kita merasa yakin tulisan kita cukup bagus dan bisa menginspirasi banyak orang. Segera terbitkan! Tidak perlu menunggu lama dengan self publishing di Rasibook.
So, expensive self publishing is now optional.
Try it for free, try it on Rasibook!
Yes, self publish your own book!
No comments:
Post a Comment